Kurikulum Pendidikan Seks:
Solusi
Pergaulan Remaja Saat Ini
Penulis: AHMAD PUJIANTO
Sahabat, bagaimana kabar kini? Westernisasi mengusir
kleluhuran tradisi. Masyarakat Indonesia lain wajah: sebabnya globalisasi
diboncengi demoralisasi. Masyarakat kepradah, tak tahu arah. Dimanja produk-produk
tipi, diajari anarki, budaya-budaya yang maunya serba instans. Merebaklah
keangkuhan sosial dan pergaulan bebas yang kini menjadi tren bagi remaja saat
ini.
Pergaulan bebas sebenarnya merupakan tema pembicaraan yang
basi. Akan tetapi, saat ini fenomena tersebut semakin marak terjadi. Dampaknya
pun menjadi-jadi. Manakala tidak dianggapnya nilai-niuli dan norma sosial yang
berlaku di masyarakat, maka kehidupan freedom diagung-agungkan, bebas
tanpa batas, seenaknya. Lontang-lantung ke mana-mana: mbleyer-mbleyer,
trek-trekan, ugal-ugalan, balap liar, geng motor. Laki-laki perempuan tiada dinding
batasannya. Hobinya keluar malam segala.
Kalau sudah menyinggung kehidupan malam, kedalamannya kaya
akan simpangan. Adanya bukan pengajian, tapi konser musik, dangdut
koplo-koploan, balap liar, pesta narkoba, sampai bermalam di diskotik segala.
Robohlah batasan-batasan lintas jenis kelamin. Sehingga, kepleset sedikit saja
akan bernama: ZINA! Setan kan punya cara tak hingga, remaja yang sedang
ketekanan fase pancaroba sangat rentan terjerumus ke dalam seks bebas tersebut.
Apalagi remaja kan birahinya sedang menggebu-gebu..
Sampai-sampai, berbagai telaah penelitian memampangkan
kenyataan yang miris. Bahwa lebih dari 60 % remaja Jabodetabek, sebagai tolak
ukur, sudah tidak perawan lagi (data BKKBN). Berarti, lebih dari setengah
remaja di kota-kota besar tersebut, rentang usia 13-18 tahun sudah merasakan
hubungan seks pranikah. Bahkan, yang lebih mencengagkan lagi, hasil penelitian
Iip Wijayanto yang menyimpulkan bahwa 97% mahasiswi di sebuah kota pendidikan sudah
tidak perawan. Astaghfirulloh, ya Alloh...
Sudah tidak mengherankan pula, sana-sini mendapati remaja
sedang pacaran, kikuk-kikukan, mulut sama mulut, meraba-raba, dan seterusnya...
Astaghfirulloh... Alhasil, kartini masa kini: habis gelap terbitlah malu!
Kenapa malu? Karena hamil di luar nikah. Atau bahkan sudah habis malu, sebabnya
sudah menjadi kebiasaan umum!
Sudah punah sokoguru bangsa, habislah generasi penerus, tiada
yang diharap-harapkan, tidak ada perubahan. Kalau sudah begini realitanya, mau di bawa kemana Indonesia?
Hendaknya orang tua memberikan pendidikan seks pada
anak-anaknya sejak dini, mengenalkan organ intim, rasa malu, mahrom dan lawan
jenis, mendidik supaya menjaga pandangan mata.
Akan tetapi, yang kemudian menjadi problematika yaitu bertabrakan dengan kesibukan banyak orang tua yang lebih
mementingkan pekerjaan mereka. Kebanyakan orang tua merasa cukup dengan
memenuhi kepentingan perut anaknya semata. Sedangkan urusan pendidikan,
seluruhnya dilimpahkan kepada pihak sekolah, pasrah sepasrah-pasrahnya.
Oleh karena itu, pendidikan seks harus dimasukkan ke dalam
kurikulum pendidikan sekolah. Bukan menerangkan tentang how to do, akan tetapi lebih kepada usaha preventif
supaya terpelihara kesehatan reproduksi siswa. Kurang
lebih kompetensi dasarnya mencangkup masalah reproduksi, proses kelahiran, KB, perilaku
menyimpang, kejahatan seks, perlindungan hukum. Bisa berdiri menjadi bidang
studi sendiri atau terkait bidang studi agama, olahraga, biologi,
sosiologi, antropologi, dan BK (Nailul Umam Wibowo: 2004). Juga bisa dimasukkan
di kegiatan ekstrakurikuler pramuka, olahraga, pencak silat, dan sebagainya.
Harapannya, anak dengan tegas mau menolak pergaulan bebas dan
seks bebas. Dengan begitu berarti generasi muda akan steril dari bahaya westernisasi. Generasi
muda menjadi generasi yang sehat lahir dan batin. Membawa hari baru: harapan
baru untuk Indonesia. MERDEKA! Allohu akbar!
REFERENSI:
- Koran Jawa Pos, 29 Nopember 2010
- http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2011/06/21/pendidikan-seks-di-sekolah-pentingkah/, diunduh terakhir tanggal 5 September 2012, pukul 11:45
- http://syarifonly.blogspot.com/2012/02/pendidikan-seks-di-sekolah-pro-dan.html, diunduh terakhir tanggal 5 September 2012, pukul 11:45
- http://www.sehatnews.com/2012/07/13/pendidikan-seks-harus-masuk-kurikulum-sekolah/, diunduh terakhir tanggal 5 September 2012, pukul 11:45
- http://ladang-hijau.blogspot.com/2011/10/kurangnya-pendidikan-seks-di-sekolah.html, diunduh terakhir tanggal 5 September 2012, pukul 11:45
- http://www.antaranews.com/berita/321421/pendidikan-seks-harus-masuk-kurikulum, diunduh terakhir tanggal 5 September 2012, pukul 11:45
- http://www.anneahira.com/pendidikan-seksual.htm, diunduh terakhir tanggal 5 September 2012, pukul 11:45
- http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/64613-asyiik-pkbi-usul-pendidikan-seks-masuk-kurikulum.html, diunduh terakhir tanggal 5 September 2012, pukul 11:45
- http://re-searchengines.com/nailulwibowo2.html , diunduh terakhir tanggal 5 September 2012, pukul 11:45
0 komentar:
Posting Komentar