Halaman

Minggu, 06 November 2011

Persaudaraan Antara Maroko dan Indonesia, kan Tetap Mesra Sepanjang Masa



Persaudaraan Antara Maroko dan Indonesia Kan Tetap Mesra Sepanjang Masa

Oleh: Aros Djoangkoe           

                                         



Sungguh tidak mungkin suatu negara dapat melanggengkan eksistensinya tanpa membuka diri dengan negara lain, sekalipun negara tersebut kaya raya. Pun sudah menjadi sunatulloh (hukum alam) kalaulah Gusti Alloh S.W.T. mencipta berbagai negara, kodratnya tidak lain agar saling berbagi tangan dalam  merampungkan berbagai  urusan secara bersama-sama. Dengan begitu, segala yang ada di daftar kebutuhan masing-masing negarapun dapat kecukupan.
Malah, yang lebih urgent lagi dari hal di atas tadi yaitu harapan akan  terrajutnya tali persaudaraan benar-benar  terwujud secara nyata. Antara satu negara dengan negara yang lainnyapun akan terikat simpati. Kelak, bukan lagi hal yang mustahil bagi masyarakat dunia untuk hidup berdampingan secara damai.Dan karena itulah, kepercayaan akan dihadirkan dalam setiap kerja sama yang disusun. Tidak perlu lagi ada prasangka, atau semacam mengorek-orek kekurangan negara lain,pengiriman intel/ mata-mata, dll.
 Berdasarkan hal itu, hubungan bilateral antara Kerajaan Maroko dan Republik Indonesia patut diacungi jempol. Maroko ada di Afrika Utara, sedangkan Indonesia di Asia Tenggara. Akan tetapi, jarak yang sejauh sepertiga lingkar dunia itu gagal menyurutkan persahabatan –lebih tepatnya; persaudaraan—antara kedua negara tersebut. Persaudaraan tetaplah mesra. Malah, secara terang-terangan Maroko, negara tempat matahari terbenam itu (Magribi) biasa menyebut Indonesia dengan sebutan As-Saqiq, yang artinya Saudara Kandung. Tentu sebutan itu bukan sekedar propaganda.
Dari dulu hingga hari sekarang ini, persaudaraan antara Maroko dan Indonesia tidak ditemukan adanya cacat sedikitpun. Subhanalloh...
Awal mulanya, pada pertengahan abad ke-14, Ibnu Batutah, seorang musyafir/ penjelajah yang mashur asal Maroko menginjakkan kakinya di Nusantara. Beliau berhasil berlabuh di Samudra Pasai, Aceh. Beliaupun mencatat Samudra Pasai sebagai pelabuhan yang sangat penting dalam transaksi perdagangan dunia, seperti Tiongkok, India, dan wilayah lain di Nusantara.
Kunjungan dilanjutkan kloter ke-2 oleh Maulana Malik Ibrahim pada awal abad ke-16. Karena berasal dari Maroko, beliau lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Magribi. Disamping maksud kedatangannya untuk bekerja sama dalam urusan perdagangan, rupa-rupanya beliau diboncengi msi dakwah.  Dengan kerja kerasnya, Ia mampu menyebarluaskan Islam ke penjuru Nusantara, khususnya Jawa. Oleh karena itulah, Syaikh Magribi merupakan wali songo yang pertama.
Sungguh, pada masa tersebut, Maroko memiliki peran yang besar terhadap peradaban (Islam) di Indonesia. Kita sebagai penduduk Indonesia, sangatlah berhutang budi atas bangsa Maroko, karena merekalah yang membawakan kepada kita sebuah pencerahan akan kebenaran Illahi, tidak lain berupa Islam rahmatan lil ‘alamin
Kemudian, legalnya dipraktekkan sendiri oleh Presiden Soekarno 51 tahun yang lalu. Tepatnya pada tanggal 2 Mei 1960, beliau bersilaturahmi ke Maroko dan bertatap muka secara langsung dengan Raja Muhamad V yang masa itu masih memerintah. Pada masa tersebut, Soekarno-lah presiden pertama yang mau menyempatkan diri untuk mengunjungi Kerajaan Maroko. Di sanapun, Presiden Soekarno berjabatbaik lahir batin dengan Raja Muhamad V beserta seluruh rakyatnya.
Sejak awal, Maroko sangat mengagumi Indonesia. Raja Muhamad V juga menganugerahkan bintang mahkota kepada Presiden Soekarno, sebab Ia menganggap Indonesia (di bawah pimpinan Soekarno) sebagai negara terdepan yang mengusung semangat revolusi. Utamanya terkait Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung. Nyata-nyata Indonesia mampu mendorong dan terus menyemangati negara-negara terjajah, terlebih di kawasan Asia-Afrika untuk hidup berdaulat penuh. Karena itu pulalah, setahun setelah KAA, tepatnya pada tanggal 2 Maret 1956, perjuangan rakyat Maroko berhasil mengantongi kemerdekaan dari kolonial Prancis.
Bentang sejarah yang membekas kesan mendalam bagi kedua negara itu tidak akan pernah bisa terlupakan. Apalagi kenang-kenangan sejarah sudah didokumentasikanmelalui penamaan Jalan (Rue) Soekarno dan Roe Bandung di Kota Rabat, ibu kota Maroko sendiri. Sedangkan Casablanka, sebuah pelabuhan sekaligus pusat perdagangan di Maroko juga sudah dipatri menjadi nama jalan di Jakarta.
Didirikan pula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Agdal. –Sekarang sudah dipindah ke Rabat.—Ditambah lagi dengan pembebasan visa lintas Maroko-Indonesia yang sampai hari sekarang ini masih bisa kita rasakan.
Kepemimpinan Kerajaan Maroko kini sudah diwariskan kepada Raja Mohamad VI dan Indonesia juga sudah dipegang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.    Kepercayaan yang sudah ditanamkan sejak dulu itu, walaupun kepemimpinan sudah beralih tangan, tetap saja terus dipelihara dan tidak ada lunturnya. Malah kepercayaan tersebut telah melahirkan kerja sama mutualisme, saling menguntungkan. Kerja sama tersebut telah merambah di berbahai ranah, seperti ranah keagamaan, politik, hukum, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dll.
Kita mengetahui, basis persamaan antara Maroko dan Indonesia, utamanya perihal agama. Di mata dunia, populasi penduduk Indonesia diakui menyumbangkan jumlah penganut Islam terbesar. Sedangkan Maroko malah sebagai Kerajaan berhalauan Agama Islam. Keadaan tersebut menunjang adanya kerja sam yang lebih perihal persatuan negara-negara Islam (OKI), terorisme, islamophobia, Pendakwahan Agama Islam, dll.
Seperti apa yang dikata Presiden Dewan Konstitusi Maroko, Mohamad  Achargue, bahwa Maroko sebagai kerajaan konstitusional sebenarnya ingin belajar banyak mengenai sistem demokrasi di Indonesia, termasuk megenai pemilu dan sengketa parlemen. Indonesia dianggapnya mampu mengsinergikan antara demokrasi, islam, dan modernisasi.
 Disepakati pula Memorandum of Understanding (MoU) antara  Ketua MK, Mahfud MD dengan Presiden Dewan Konstitusi Maroko, Mohamad Achargue. Isi MoU diantaranya mencangkup pengembangan program MK, saling memberi masukan, pertukaran informasi mengenai sistem dan administrasi peradilan, dll.
Sedangkan di ranah ekonomi, hubungan bilateral terjadi dikarenakan Indonesia membutuhkan fosfat dan asam fosfat dari Maroko untuk pembuatan pupuk, sedangkan Maroko juga sangat membutuhkan produk-produk Indonoseia, seperti makanan, minuman, kopi, rempah-rempah, kerajinan kaca, TV, radio, minyak kelapa sawit, tekstil, dll.
Di samping hubungan ekspor-impor di atas, Maroko dengan senang hati menawarkan diri sebagai pintu masuk Indonesia agar dapat memasarkan produk-produknya lebih luas, mencangkup negara-negara Uni Eropa, As, Turki, Jordania, Tunisia, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Artinya, Maroko hanya bermaksud menjembatani hubungan ekonomi antara Indonesia dengan pihak ke-dua, atau istilah gampangnya mejadi makelar. Hal itu mengingat Maroko sudah menyepakati perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara tersebut, sedangkan Indonesia belum. Sekarang, tinggal bagaimana Indonesia menanggapi dan memanfaatkan kebaikan dari Maroko.
          Sedangkan di ranah pendidikan sendiri, juga sudah tercapai MoU yang berisi pemberian beasiswa penuh bagi 15 pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studinya ke Maroko. Beasiswa tadi ditawarkan oleh AMCI (agen kerja sama internasional Maroko) melalui Departemen Agama. Dan masih ada lagi beasiswa atas permintaan PBNU yang dikhususkan bagi putra-putri PBNU sebanyak 10-15 pelajar. Beasiswa yang ini di bawah pengawasan Kementrian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko, dan dikhususkan di Universitas Qarawiyyin dan Pendidikan Tradisional di Masjid Qarawiyyin.
Selain itu, sebenarnya antara Maroko dan Indonesia sudah terjalin kerja sama pendidikan antar universitas (U to U), kerja sama penelitian, pameran pendidikan, pelatihan, seminar, simposium dan workshop, layanan informasi tentang pendidikan melalui kedubes beserta website-nya, pendirian kantor Education Center, dan masih banyak lagi. Termasuk dalam hal ini, tercatat pada tahun 2009, Indonesia menyumbangkan media pembelajaran berwujud 41 ekor kupu-kupu langka yang telah diawetkan dan 15 jilid Tafsir Al Misbah karya Prof. DR. M. Quraish Shihab, ulama kontemporer asal Indonesia.
Yang paling unik yaitu diranah kebudayaan, tatkala bapak-ibu yang berkantor di KBRI saling bahu membahu demi nyengkuyung hajatan Festifal Teatre International untuk Pemuda XI di Taza, Maroko, termasuk diantaranya duta besar negara kita, Tosari Wijaja. Mereka lihai sekali dalam menyuguhkan sendratari Ramayana yang diimprovisasi sendiri dan menggunakan bahasa Arab. Selain itu, didukung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, negara kita juga turut berpartisipasi pada Festifal Music International. Wakil dari Indonesi Syubbanul a, Akhyar asal Cirebon, berhasil membawakan Musik Maramisyang segar dan nikmat untuk diresapi.
 Persaudaraan antara Maroko dan Indonesia Kan terap abadi sepanjang masa. Harapannya, hubungan bilateral ini dapatlah menjadi teladan bagi negara-negara lain agar saling percaya, beresama-sama hidup di bawah payung kekeluargaan, dan berdampingan secara akur/ rukun. Jadi, tidak perlu ada buruk sangka, pelanggaran HAM, kriminal lintas negara (penyelundupan manusia dan pengedaran narkoba) terorisme, dan  perang. Sungguh, bukan suatu hal yang mustahil bagi masyarakat dunia untuk dapat hidup secara damai.




Daftar Pustaka:
http://el-hilaly.blogspot.com/2011/02/maroko-negeri-matahari-terbenam.html
http://el-hilaly.blogspot.com/2011/02/kota-kota-di-maroko-dan-sejarahnya.html
https://izaskia.wordpress.com/tag/pendidikan-di-maroko/#_ftn6
http://pewarta-indonesia.com/kolom-pewarta/indonesia-maroko/5400-indonesia-a-maroko-2-negara-berpengaruh-di-masa-depan-55m.html
http://archive.kaskus.us/thread/3948350                   









Data Diri

Nama                           : Ahmad Pujianto
Sekolah                                    : SMA N 1 Muntilan
Kelas                           : XI IPA 4
Alamat Sekolah                        : Jalan  Ngadiretno No. 1 Muntilan, Kab. Magelang,
                                       Telepon: (0293)587267, Kode Pos: 56413
Alamat rumah              : Soko II, Sokorini,  Muntilan, Kab. Magelang
Email/ Fb                     : salamBIGAR11@gmail.com
No. HP                         : (0293)9126293 / 081804342237


0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar